MAKALAH
Kimia lingkungan
(akkc 324)
PENCEMARAN MAKANAN
Dosen Pembimbing :
Dra.Hj.Sunarti,M.Pd
Disusun Oleh:
KELOMPOK : IV
1.
Dini
C.F Uji Borneo (A1C311002
2.
Normilawati
(A1C311005)
3.
Sri
Mulyani (A1C311008)
4.
Adny
Novita Sari (A1C311009)
5.
Akhmad
Khaidir Ali (A1C311016)
6.
Dewi
Artika (A1C311038)
7.
Ayu
Dewi Soraya (A1C311047)
8.
Wirna
(A1C311056)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET 2012
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pencemaran Makanan
Untuk mempertahankan hidupnya, manusia
tidak lepas dari makanan. Guna makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki
sel-sel yang rusak, pertumbuhan, menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak
terserang penyakit, makanan yang bergizi merupakan makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Untuk maksud tersebut
kita memerlukan zat aditif.
Makanan yang disukai manusia pada umumnya disukai juga oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme seperti virus, bakteri dan
jamur. Bakteri dan jamur yang menyerang bahan makanan yang mentah ataupun yang
sudah matang.
Jika makanan
sudah dihinggapi mikroorganisme, maka akan mengalami penguraian. Penguraian tersebut
dapat mengurangi nilai gizi dan kelezatan pada bahan makanan tersebut. Inilah yang dinamakan pencemaran makanan secara biologis.
Makanan yang
mengalami penguraian akan menjadi racun bagi tubuh sehingga menyebabkan sakit bahkan
kematian. Makanan yang terurai tersebut menjadi zat organic yang memiliki
energi yang lebih kecil.
Berkembangnya
mikroba pada berbagai jenis bahan pangan umumnya tergantung dari jenis bahan pangan,
kondisi lingkungan dan cara penyimpanan serta lama penyimpanan bahan makanan tersebut.
Bahan
makanan yang diperlukan manusia adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin
,mineral dan air. Disamping itu ada pula zat tambahan yang dengan sengaja atau
tidak sengaja dimasukkan ke dalam makanan. Kualitas makanan, kemurnian air dan
udara merupakan bagian dari lingkungan kita.
Bila zat
tambahan tersebut ada makanan, mungkin hal tersebut disengaja atau mungkin pula
tidak disengaja. Contoh zat tambahan yang tidak sengaja ada dalam makanan
misalnya salmonella, stafilokokus dan racun botulisme dalam makanan kaleng.Kemungkinan
hal ini terjadi karena cara yang kurang benar dalam hal penyediaan makanan.Biskuit
beracun merupakan salah satu contoh yang pernah terjadi dan telah menelan
banyak korban, kemudian Sisa hormone dalam daging merupakan zat tambahan yang
tidak disengaja, biarpun hormone itu digunakan untuk mempercepat pertumbuhan
sebelum hewan dipotong. Tambahan lainnya ialah raksa dan logam lainnya.
Seharusnya
zat tambahan yang terdapat dalam makanan haruslah memiliki syarat sebagai
berikut:
1.
Aman
digunakan
2.
Jumlah
sekedar memenuhi pengaruh yang diharapkan
3.
Sangkil
secara teknologi
4.
Tidak
boleh digunakan untuk menipu pemakai
5.
Jumlah
yang dipakai haruslah minimum
6.
Jangan
sampai dituduh pemalsuan.
Zat – zat tambahan yang terdapat pada makanan tersebut dapat menyebabkan
makanan lebih sedap, tampak menarik, baud an rasa lebih sedap, dan makanan
lebih tahan lama (awet).Akan tetapi karena zat-zat tersebut dapat membahayakan
bagi manusia,maka disebut jua zat pencemar.
Ø Pencemaran Makanan
melalui :
1)
pencemaran air,
2)
pencemaran udara,
3)
pencemaran makanan/minuman,
4)
pencemaran karena vektor (terjadinya penularan
penyakit melalui binatang yang dapat jadi perantara penularan penyakit
tertentu).
B.
Faktor-faktor Pencemaran
Mikroba patogen terdapat di tempat yang
memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
mikroba tersebut hidup dan berkembang dalam makanan, antara lain :
·
Suhu lingkungan,
sangat menentukan keselamatan hidup serta daya
multiplikasinya.
·
Makanan,terutama yang
berprotein tinggi seperti susu, telur, daging, ikan dan kerang. Meskipun
demikian sayuran dan buahbuahan juga dapat sebagai media bagi mikroba dengan
daya multiplikasi yang lebih lambat.
·
Kelembabansangat dibutuhkan
mikroba untuk tumbuh. Oleh sebab itu makanan kering seperti gula, terigu,
biskuit dan jenis makanan yang dibakar kering lainnya bukan merupakan media
yang baik untuk multiplikasi mikroba, dalam hal ini bakteri.
Selain itu proses
pencemaran makanan didukung pula oleh faktor-faktor lain, misalnya :
·
Manusia atau orang yang
terlibat langsung dengan pengolahan/penanganan bahan makanan, antara lain
meliputi : kesehatan, pengetahuan dan kesadarannya pada masalah kesehatan dan
kebersihan lingkungan.
·
Lingkungan sekitar, antara
lain meliputi : vektor (rodensia, insekta), sampah, kotoran (manusia, hewan).
·
Prinsip control terhadap bahan makanan serta sarana untuk pengolahannya,
antara lain meliputi perlengkapan dan peralatan yang digunakan, dan sistim
pengolahan bahan makanan (pemanasan, pendinginan, pengasapan, dan lain-lain)
C.
Jenis Pencemaran Makanan :
1.
Biologikal – bakteria, fungi (kulat dan yis) dan virus.
2.
Fizikal – benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan
kaca, paku dan lain-lain.
3.
Kimia – racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia,
aditif makanan seperti pengawet yang berlebihan.
Ø Beberapa jenis pencemaran makanan :
1)
Keracunan makanan kaleng.
Proses pengalengan yang kurang sempurna dapat merangsang
timbulnya bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini senang tumbuh di tempat
tanpa udara, dan akan mengeluarkan racun yang bisa merusak saraf juka sampai
tertelan.
2)
Tercemar zat kimia.
Sayuran dan buah-buahan biasanya
telah dicemari oleh zat kimia, baik sebagai pengawet maupun racun pembasmi hama
(yang sering digunakan petani sebelum dipanen. Zat-zat kimia ini bisa berupa
arsen, timah hitam, atau zat-zat yang bisa menyebabkan keracunan. Selain itu,
makanan seperti acar, jus buah, atau asinan yang disimpan di dalam tempat yang
dilapisi timah (bahan pecah belah yang diglasir), cadmium, tembaga, seng atau
antimon (panci yang dilapisi email) juga dapat menimbulkan keracunan dengan
berbagai gejala, tergantung pada logam-logam yang meracuninya. Keracunan akibat
kelebihan bahan pengawet juga bisa terjadi, misalnya sodium nitrit.
Cadmium yang digunakan
untuk melapisi barang-barang dari logam dapat larut dalam makanan yang bersifat
asam, sehingga jika ikut termakan dalam jumlah banyak makanan tersebut bisa
menimbulkan keracunan.dll
3)
Racun alam pun bisa berbahaya.
Ada beberapa jenis bahan makanan,
baik dari hewan maupun tumbuhan sudah mengandung zat beracun secara alamiah.
Salah satu tumbuhan yang sering menyebabkan keracunan adalah jamur. Ada dua
macam jamur dari jenis amanita yang sering menyebabkan keracunan.
ü
Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang jika
termakan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan,
yaitu keluar air mata dan ludah secara berlebihan, berkeringat, pupil mata
menyempit, muntah, kejang perut, diare, rasa bingung, dan kejang-kejang yang
bisa menyebabkan kematian.
ü
Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine yang
akan menimbulkan gejala keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala
mirip keracunan muscarine. Selain itu penderita tidak bisa kencing dan akan
mengalami kerusakan hati.
Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak, ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas.
Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak, ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas.
D.
Contoh dari adanya pencemaran makanan antara lain:
1. Makanan yang mengandung Formalin
Contohnya tahu berformalin, bakso
berformalin atau berboraks, ikan basa dan ikan asin berformalin.
Akhir - akhir ini, masyarakat disibukkan
dengan informasi adanya pencemaran tahu, suatu produk makanan kegemaran masyarakat,
yang dalam pengolahannya menggunakan bahan pengawet formalin, demikian juga beberapa
waktu lalu, bakso dengan boraks atau formalin.Produsen makanan tahu yang masih menggunakan
formalin untuk produknya karena mereka mempunyai pengetahuan yang tidak memadai
mengenai bahaya bahan kimia terlarang, dan tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat
yang rendah. Selain itu, formalin juga mudah dijumpai di pasar bebas dengan harga
yang murah. Tujuan penggunaan formalin dalam pengolahan tahu adalah agar tahu mempunyai
daya tahan lama, padahal fungsi pemakaian formalin adalah untuk mengawetkan mayat.
2.
Berdasarkan Bahan Makanan yang sering Tercemar
a.
Daging dan
produknya
Daging segar dapat
tercemar sejak proses pemotongan, penanganan dan pengolahan menjadi produk
lain, misalnya sosis. Bakteri yang sering dijumpai antara lain : Salmonella
sp, Cl. perfringens, Streptococcus fecalis, Staphylococcus aureus. Pertumbuhan
bakteri sering tak menyebabkan perubahan yang nyata, walaupun sudah mencapai
jumlah yang sedemikian banyak, kecuali bila telah terjadi pembusukan, sehingga
tampak perubahan warna (coklat menjadi abu-abu) dan berbau busuk.
b.
Telur dan
produknya
Telur yang baik
berasal dari unggas yang sehat, yang tidak mengalami kelainan di luar serta di
dalam. Pencemaran telur dapat terjadi sejak telur tersebut dikeluarkan oleh si
induk sampai siap dikonsumsi, yaitu ketika tercemar feses induk, kerabangnya
pecah/rusak, dari tangan si petemak, maupun pada pencucian. Demikian juga dalam
proses penyimpanan yang panjang akan memungkinkan terjadinya penetrasi mikroba
lewat kerabang telur. Sedangkan pada produk telur, misalnya : telur beku, telur
kering, telur bubuk juga dapat tercemar mikroba, meskipun se-belumnya telah
dipasteurisasi. Bakteri yang sering dijumpai dalam telur dan produknya yang
telah tercemar, antara lain:Salmonella sp., Staphylococcus aureus.
c.
Susu dan
produknya
Air susu mengandung
beberapa jenis bakteri ketika keluar dari susu hewan perah yang sehat, selain
itu dapat terkena pencemaran dari bagian luar tubuh hewan tersebut, terutama
dari daerah ambing atau mammae. Mikroba yang mencemari berasal dari manure,
tanah, air. Walaupun demikian tak dapat dilupakan beberapa faktor yang
berperanan dalam pencemaran air susu sejak proses produksi air susu serta
produknya sampai siap dikonsumsi, misalnya : pencemaran yang terjadi akibat
penggunaan alat pemerah susu otomatis, tangki truk, dan berbagai alat serta perlengkapan
di pasar susu, pabrik keju, dan lain-lain. Serta peranan tangan si peternak
(pemerah susu dan pekerja lainnya) dalam menambah organisme patogen penyebab
pencemaran air susu dan produknya.
d.
Ikan, kerang, dan
produknya
Pencemaran ikan dan
kerang dapat terjadi karena polusi air yang digunakan untuk kehidupannya, serta
pengolahan pasca panen yang tak baik. Produk hasil ikan, misalnya ikan asap
dapat tercemar akibat cara penanganan yang salah, sehingga terjadi perubahan
bau dan rasa. Bakteri yang dapat mencemarinya, antara lain : Proteus sp.
3. Pencemaran makanan oleh bakteri
ü Beberapa jenis bakteri pada pencemaran makanan
yaitu:
a. Bakteri Clostridum
Botulinum
Bakteri ini biasanya terdapat
dalam makanan-makanan kaleng, karena spora-spora yang tidak mati dalam proses
pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup dengan pernapasan anaerob dari bakteri ini
dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi
bakteri serta menghasilkan toksin.
b. Pseudomonas
Cocovenenans
Terdapat pada tempe bongkrek,
yaitu makanan khas Jawa Tengah yang terbuat dari ampas kelapa.
c. Neurospora
Sitophila
Bakteri ini terdapat pada oncom
yang dalam pembuatannya menggunakan ragi berupa jamur monilia sitophila yaitu
salah satu spesies jamur tak sempurna.
d. Aspergilus
Flavus
Bakteri ini terdapat pada udang
dalam kondisi tertentu yang menyebabkan bakteri ini berkembang dan menghasilkan
racun aflatoksin yang berbahaya sekali jika sampai termakan.
e. Clostridia
Anaerob
Bakteri ini berkembang dalam
produksi pengalengan daging dimana pemanasan yang dilakukan tidak cukup.
f. Clostridium
Aerofecticum dan C. Welchii
Ciri dari pencemaran makanan
oleh bakteri ini adalah adanya bau busuk pada makanan tersebut.
g. Staphylococcus sp
Racun yang
dihasilkan Staphylococcus aureus yang berasal dari manusia; sumber
utamanya hidung, tenggorokan, dan luka infeksi.Bahan makanan yang sering
tercemar adalah makanan berprotein tinggi yang tidak ditangani secara higienis,
terutama dalam temperatur hangat.
h.
Clostridium
Perfringens
Pencemaran oleh
organisme ini selalu berhubungan dengan penggunaan produk daging dan ayam,
terutama potongan daging panggang dalam ukuran besar atau daging kalkun yang
diisi bumbu-bumbu dan ayam yang dimasak kurang sempuma dan dibiarkan dingin
perlahan-lahan atau disimpan dalam suhu kamar.Pada beberapa kasus wabah juga
disebabkan oleh pemanasan kembali daging atau kaldunya.
i.
Bacillus
Cereus
Organisme ini tidak
tergolong patogen, namun pada sejumlah keracunan karena bahan pangan yang
berhubungan dengan daging saus berempah dan nasi goreng, ditemukan banyak
sel-sel Bacillus cereus.Organisme ini didapatkan secara luas di alam,
pada umumnya di tanah.Kemampuan membentuk spora memungkinkan organisme ini
tetap hidup pada operasi pengolahan dengan pemanasan.
j.
Vibrio
Parahaemolyticus
Organisme ini
didapatkan dalam air dan bahan makanan yang berasal dari laut, misalnya ikan
dan kerang. Proses pemasakan dapat menghancurkan bakteri ini, tapi pencemaran
kembali dapat terjadi ketika ada kontak antara bahan makanan masak dan yang
mentah.
k.
Shigelosis
Shigella dipindahkan melalui
makanan, jari-jari, dan melalui lalat.Infeksi Shigella sp terdapat dalam
bahan makanan akibat pencemaran dari para pengelola yang telah terinfeksi, atau
akibat air yang tercemar kotoran.
E. Bahan
– Bahan Kimia yang Terdapat pada Makanan
Bahan kimia tambahan pada makanan terbagi
menjadi 2 macam,yaitu:
1. Bahan
Kimia Tambahan Alami
Bahan kimia alami adalah bahan-bahan kimia
yang memang terdapat pada makanan.
ü Jenis bahan kimia alami antara lain :
1.Bahan
pewarna
Zat pewarna alami dibuat dari ekstrak
bagian-bagian tumbuhan tertentu. Zat pewarna dari bahan zat hijau daun sering
digunakan untuk mewarnai makanan, misalnya kue lapis dan kue mangkok. Dengan
demikian, warna makanan menjadi lebih menarik. Zat pewarna dari hijau daun
termasuk alami, misalnya : daun suji, daun pandan, daun katuk. Warna kuning
diperoleh dari kunyit, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun
jati. Selain itu ada pula zat pewarna dari tumbuhan, yaitu wortel yang
menghasilkan warna kuning merah. Zat pewarna itu disebut zat pewarna karoten.
2.Bahan
Penyedap
Di Indonesia terdapat begitu banyak
ragam rempah-rempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti
cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak
lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab
yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai
Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan
cita rasa tertentu pada makanan.
3.Bahan pemanis
Pemanis
ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu,
zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis
alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami
secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah
gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung
pemanis alami terlalu tinggi.
4.Bahan pengawet
Makanan diberi pengawet dengan tujuan agar
makanan tahan lama atau tidak cepat basi. Penambahan zat pengawet dapat berupa
penambahan garam, asam, gula pekat, dan berbagai bahan kimia pengawet.
ü Berikut ini adalah contoh-contoh pengawet
alami.
a. Gula tebu
Gula tebu memberi rasa manis dan bersifat mengawetkan.
Buah-buahan yang disimpan dalam larutan gula pekat akan menjadi awet karena
mikroorganisme sukar hidup di dalamnya.
b. Gula merah
Selain sebagai pemanis gula
merah juga bersifat mengawetkan
c. Garam
Garam merupakan pengawet alami yang banyak
dihasilkan dari penguapan air laut. Ikan asin dapat bertahan hingga berbulan bulan
karena pengaruh garam.
d. Kunyit
Kunyit, selain sebagai pewarna, juga
berfungsi sebagai pengawet. Dengan penggunaan kunyit, tahu atau nasi kuning menjadi
tidak cepat basi.
e. Kulit kayu manis
Kulit kayu manis merupakan
kulit kayu yang berfungsi sebagai pengawet karena banyak mengandung asam
benzoat. Selain itu, kayu manis juga berfungsi sebagai pemanis dan pemberi
aroma.
f. Cengkih
Cengkih merupakan pengawet
alami yang dihasilkan dari bunga tanaman cengkih. Selain sebagai pengawet,
cengkih juga berfungsi sebagai penambah aroma.
2. Bahan
Kimia Tambahan Buatan
Bahan kimia buatan adalah bahan
kimia yang memang sengaja ditambahkan kedalam makanan dalam tujuan tertentu. Sama
halnya seperti bahan kimia tambahan alami, bahan kimia tambahan buatan dapat
juga digolongkan menjadi :
1.Bahan
pewarna,
Bahan pewarna yang masih
diperbolehkan untuk dipakai yaitu:
a) amarant (pewarna merah),
b) tartrazine (pewarna kuning),
Penggunaan tartrazine yang berlebihan dapat
menyebabkan reaksi alergi, asma, dan hiperaktif pada anak
c) erythrosine (pewarna merah),
Penggunaan erythrosine yang berlebihan
dapat menyebabkan reaksi alergi pada pernapasan, hiperakfif pada anak, tumor
tiroid pada tikus, dan efek kurang baik pada otak dan perilaku.
d) fast
green FCF (pewarna hijau),
Penggunaan Fast Green FCF secara berlebihan
dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor.
e) sunset yellow (pewarna kuning),
Adapun penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat
menyebabkan radang selaput lendir pada hidung, saki pinggang, muntah-muntah,
dan ganguan pencernaan.dan
f) brilliant blue (pewarna biru).
Selain itu, terdapat beberapa
bahan tambahan makanan yang dilarang penggunaannya untuk pangan meskipun saat
masih banyak digunakan. Misalnya, formalin, boraks, rhodamin-B (pewama merah),
dan methanil yellow (pewarna kuning). Pewarna ini tergolong pewarna sintetis.
Khusus untuk methanil yellow dan rhodamin-B hanya diperbolehkan untuk pewarna
barang hasil industri seperti plastik, tekstil, kertas, keramik, ubin, dan
sebagainya. Zat pewarna sintesis ini bersifat racun jika digunakan dalam
pewarna makanan dan dapat memicu pertumbuhan zat karsinogenik yang menyebabkan
munculnya penyakit kanker.
2.Bahan pemanis
Pemanis buatan adalah bahan tambahan
makanan buatan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk menciptakan
rasa manis. Bahan pemanis buatan ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi.
Contoh pemanis buatan antara lain :
b.
Siklamat
dan
c.
Aspartame
Pemanis buatan direkomendasikan untuk diet
bagi penderita diabetes atau penyakit
gula, karena mereka memerlukan diet rendah kalori. Pemanis ini tidak boleh
digunakan untuk orang yang sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
sakarin dan siklamat dapat mengakibatkan tumor kantung kemih pada binatang
percobaan.
Aspartam banyak digunakan sebagai pemanis
dalam permen dan berbagai jenis makanan olahan. Tahun 1998, FDA (Food and Drug
Administrasion) menyetujui penggunaan pemanis baru yaitu sukralose yang
memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis ini tidak diserap
oleh tubuh. Makanan olahan yang biasa menggunakan pemanis buatan antara lain
sirop, es mambo, kue atau roti.
3.Bahan pengawet
Penyedap makanan buatan atau yang dalam
bahasa kimianya MSG (Monosodium Glutamate)
adalah bahan yang digunakan untuk menyedapkan makanan supaya terasa gurih dan
lebih terasa di lidah. MSG juga kita kenal dengan sebutan Vetsin atau Micin
yang rumus kimianya HCOCPCH (NH2) 2 COO-NA hasil campuran asam
glutamat dan Natrium Hidroksida.
ü Pengawet buatan ini ada berbagai macam,
antara lain:
a. Asam asetat
Asam asetat dikenal di kalangan
masyarakat sebagai asam cuka. Bahan ini menghasilkan rasa masam dan jika
jumlahnya terlalu banyak akan mengganggu selera karena bahan ini sama dengan
sebagian isi dari air keringat kita. Asam asetat sering dipakai sebagai
pelengkap ketika makan acar, mi ayam, bakso, atau soto. Asam asetat mempunyai
sifat antimikroba. Makanan yang memakai pengawet asam cuka antara lain acar,
saos tomat, dan saus cabai.
b. Benzoat
Benzoat banyak ditemukan dalam
bentuk asam benzoat maupun natrium benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft
drink (minuman ringan), sari buah, nata de coco, kecap, saus, selai, dan
agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini.
c. Sulfit
Bahan ini biasa dijumpai dalam
bentuk garam kalium atau natrium bisulfit. Potongan kentang, sari nanas, dan
udang beku biasa diawetkan dengan menggunakan bahan ini.
d. Propil galat
Digunakan dalam produk makanan
yang mengandung minyak atau lemak dan permen karet serta untuk memperlambat
ketengikan pada sosis. Propil galat juga dapat digunakan sebagai antioksidan.
e. Propianat
Jenis bahan pengawet propianat
yang sering digunakan adalah asam propianat dan garam kalium atau natrium
propianat. Propianat selain Di beberapa tempat di belahanbumi ini, garam
diperolehdengan proses penguapan air laut yang ditampung dalamladang-ladang
garam. Panasmatahari perlahan-lahan akan menguapkan air di ladangtersebut dan
meninggalkan sisaberupa garam. Garam tersebut kemudian dikumpulkan dandikeringkan
sebagaimanaterlihat dalam gambar di atas.
f. Garam nitrit
Garam nitrit biasanya dalam
bentuk kalium atau natrium nitrit. Bahan ini terutama sekali digunakan sebagai
bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga daging olahan seperti sosis, atau
kornet, serta makanan kering seperti kue kering. Perkembangan mikroba dapat
dihambat denganadanya nitrit ini. Misalnya, pertumbuhan clostridia di
dalam daging yang dapat membusukkan daging.
g. Sorbat
Sorbat yang terdapat di pasar
ada dalam bentuk asam atau garam sorbat. Sorbat sering digunakan dalam
pengawetan margarin, sari buah, keju, anggur, dan acar. Asam sorbat sangat
efektif dalam menekan pertumbuhan kapang dan tidak memengaruhi cita rasa
makanan pada tingkat yang diperbolehkan. Semua pengawet yang telah diuraikan di
atas merupakan pengawet yang diijinkan untuk dipakai dan mendapatkan lisensi
secara internasional oleh badan kesehatan dunia (WHO) dengan kadar yang
diijinkan.
4.Bahan penyedap
Zat penyedap buatan dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1. zat
penyedap aroma, Zat penyedap aroma buatan terdiri dari senyawa golongan ester,
antara lain oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah
pisang), dan iso amil valerat (aroma buah apel). dan
2. zat penyedap rasa. Zat penyedap rasa yang
banyak digunakan adalah monosodium glutamate (MSG) atau lebih populer dengan
nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.
Bagi orang yang alergi atau tidak tahan
MSG, maka makanan yang dikonsumsi mengandung MSC dapat menyebabkan penyakit
“Restoran Cina (Chinese Restaurant
Syndrome). Gejala penyakit ini adalah 20 – 30 menit setelah makan makanan
yang dibubuhi MSG yang berlebihan, maka akan timbul rasa mual, haus,
pegal-pegal pada tengkuk,sakit dada, dan sesak napas. Akibat lainnya adalah
penyakit kanker.
F. BEBERAPA INFEKSI
DAN INTOKSIKASI AKIBAT / DAMPAK PENCEMARAN BAHAN MAKANAN OLEH MIKROBA
1) Botulisme
Disebabkan oleh toksin
yang dihasilkan oleh bakteri an-aerob pembentuk spora, yaitu Clostridium botulinum yang
bersumber di tanah. Pencemaran bahan makanan oleh bakteri ini biasanya pada
makanan yang dikemas dalam kaleng yang proses pengolahannya kurang baik,
makanan yang tak mengandung asam, dan ikan asap yang proses pengolahannya
kurang baik.Sering terlihat perubahan dalam kemasan kalengan, kaleng tampak
berkarat dan menggembung. Bila hal ini terjadi, jangan mencicipi makanan
tersebut sebelum dilakukan perebusan selama kurang lebih 15 menit yang mampu
menghancurkan toksinnya. Sebaiknya makanan tersebut dibuang. Gejala yang timbul
biasanya tampak 12 - 36 jam setelah
makan-makanan tercemar, antara lain
mual, muntah, lemah, pandangan
kabur, sulit bernafas, diare disusul paralisis akibat pengaruh eksotoksin Cl. botulinum terhadap
susunan saraf pusat dan
perifer. Korban dapat meninggal dunia akibat paralisis otot pemafasan.
2)
Keracunan Makanan oleh Staphylococcus sp
Disebabkan oleh
enterotoksin (racun) yang dihasilkan Staphylococcus
aureus yang berasal dari manusia; sumber utamanya hidung,
tenggorokan, dan luka infeksi. Bahan makanan yang sering tercemar adalah
makanan berprotein tinggi yang tidak ditangani secara higienis, terutama dalam
temperatur hangat. Gejala keracunan
timbul 2 - 3 jam bahkan 6 jam setelah menyantap makanan beracun ini dengan
tanda-tanda mual, muntah, diare, kejang perut tetapi tanpa demam dan cepat
sembuh.
3) Keracunan
Makanan oleh Clostridium perfringens
Pencemaran oleh
organisme ini selalu berhubungan dengan penggunaan produk daging dan ayam,
terutama potongan daging panggang dalam ukuran besar atau daging kalkun yang
diisi bumbu-bumbu dan ayam yang dimasak kurang sempuma dan dibiarkan dingin
perlahan-lahan atau disimpan dalam suhu kamar. Pada beberapa kasus wabah juga
disebabkan oleh pemanasan kembali daging atau kaldunya. Gejala-gejala keracunan
bahan pangan yang tercemar oleh Clostridiumperfringens
akan nampak 8-22 jam setelah
memakan bahan pangan yang tercemar, dengan gejala utama sakit perut dan diare.
Mungkin disertai demam dan rasa mual, tetapi jarang disertai muntah. Angka
kematiannya termasuk rendah.
Perlu diingat bahwa
Clostridium perfringens terdapat
luas di alam sekitar (pernah dilaporkan terdapat dalam debu, tanah, lantai
dapur) dan mungkin merupakan bakteri patogen yang paling luas penyebarannya.
Oleh sebab itu maka faktor kontrol amatlah penting dilakukan, terutama pada
tahap persiapan bahan pangan dan penyimpanannya.
4)
Keracunan Makanan oleh Bacillus cereus
Organisme ini tidak
tergolong patogen, namun pada sejumlah keracunan karena bahan pangan yang
berhubungan dengan daging saus berempah dan nasi goreng, ditemukan banyak
sel-sel Bacillus cereus. Organisme
ini didapatkan secara pada umumnya di tanah. Kemampuan membentuk spora
memungkinkan organisme ini tetap hidup pada operasi pengolahan dengan
pemanasan. Ada dua bentuk gejala keracunan bahan makanan yang tercemar oleh
bakteri ini yaitu : Mual dan muntah,
dengan masa inkubasi 1 - 5 jam, Kejang perut yang hebat disertai diare, dengan
masa inkubasi 8-12jam.
5)
Infeksi oleh Vibrio parahaemolyticus
Organisme ini
didapatkan dalam air dan bahan makanan yang berasal dari laut, misalnya ikan
dan kerang. Proses pemasakan dapat menghancurkan bakteri ini, tapi pencemaran
kembali dapat terjadi ketika ada kontak antara bahan makanan masak dan yang
mentah. Gejala klinis yang nampak
adalah diare berair, sakit perut, mual, muntah, demam, dan sakit kepala, dengan
masa inkubasi 12 - 24 jam
6) Shigelosis
Shigella dipindahkan melalui
makanan, jari-jari, dan melalui lalat. Infeksi Shigella sp terdapat dalam bahan makanan akibat
pencemaran dari para pengelola yang telah terinfeksi, atau akibat air yang tercemar kotoran. Infeksi
ini mulai menunjukkan gejala setelah melewati masa inkubasi pendek (1 -
4 hari), yaitu : sakit perut, kejang, diare, dan demam. Kotoran berupa cairan
serta mengandung lendir dan darah, dapat juga terjadi spasmus rektum Gejala ini
dapat kembali secara spontan dalam beberapa hari, pada anak-anak kadang-kadang
disertai dehidrasi dan asidosis. Di antara beberapa species Shigella,
penyakit yang disebabkan oleh Shigella dysenteriae biasanya yang
terhebat. Penyakit akibat makanan yang sering terjadi antara lain adalah
demam tifoid akibat kuman Salmonella
typhii, hepatitis A akibat virus hepatitis A, disentri akibat kuman Shigella dysentriae atau amuba.
7) Demam tifoid.
Seperti namanya,
penyakit ini diawali dengan demam tinggi terutama pada sore atau malam hari.
Seringkali disertai dengan mual, muntah, nyeri perut, susah buang air besar,
namun pada beberapa kasus justru disertai diare. Setelah demam lebih dari satu
minggu, barulah antibodi timbul di dalam darah, dan saat itulah diagnosis demam tifoid
dapat ditegakkan. Pemberian antibiotik dapat mengatasi penyakit ini. Saat ini
telah berkembang vaksin untuk mencegah demam tifoid.
8) Hepatitis A.
Penyakit ini
ditandai dengan timbulnya kuning di seluruh tubuh penderita. Kuning biasanya pertama kali disadari
penderita di bagian mata saat bercermin. Buang air kecil menjadi coklat tua
seperti teh. Tak jarang disertai demam, mual, dan nyeri perut di bagian kanan
atas.
Virus hepatitis A ditularkan melalui kotoran penderita yang telah terinfeksi hepatitis A. Kotoran yang mencemari makanan inilah yang dapat menjadi media penularan. Oleh karena itu, pekerjaan pengolah makanan sebaiknya tidak ditempati oleh penderita hepatitis A karena higiene tangan yang kurang baik dapat menjadi celah bagi penularan. Hepatitis A dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
Virus hepatitis A ditularkan melalui kotoran penderita yang telah terinfeksi hepatitis A. Kotoran yang mencemari makanan inilah yang dapat menjadi media penularan. Oleh karena itu, pekerjaan pengolah makanan sebaiknya tidak ditempati oleh penderita hepatitis A karena higiene tangan yang kurang baik dapat menjadi celah bagi penularan. Hepatitis A dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
9) Diare
Diare merupakan gejala umum dari penyakit yang disebabkan oleh makanan. Yang perlu diwaspadai pada diare adalah kekurangan cairan. Sebisa mungkin minumlah cairan oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Bila jumlah cairan yang masuk tidak dapat mengimbangi yang keluar, maka sebaiknya Anda pergi ke dokter untuk meminta pertolongan.
Disentri yang ditandai oleh buang air besar cair berdarah membutuhkan penanganan spesifik yang berbeda dengan diare akibat kuman lain.
Diare merupakan gejala umum dari penyakit yang disebabkan oleh makanan. Yang perlu diwaspadai pada diare adalah kekurangan cairan. Sebisa mungkin minumlah cairan oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Bila jumlah cairan yang masuk tidak dapat mengimbangi yang keluar, maka sebaiknya Anda pergi ke dokter untuk meminta pertolongan.
Disentri yang ditandai oleh buang air besar cair berdarah membutuhkan penanganan spesifik yang berbeda dengan diare akibat kuman lain.
Ø
Makanan yang Berbahaya
bagi Kesehatan
Ciri-ciri makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi adalah:
a. Sudah
ditumbuhi jamur dan dihinggapi lalat,
b. Berubah
warna,
c. Sudah
membusuk,
d. Sudah
lewat batas kedaluwarsa,
e. Makanan
disimpan dalam wadah seperti kaleng yang sudah berkarat,
f. Makanan
yang sudah dicemari hewan, dan
g. Makanan
yang mengandung bahan kimia berbahaya.
G. SOLUSI ATAUPUN UPAYA PENCEGAHAN DARI PENCEMARAN MAKANAN
Ø Mengurangi Dampak dari Mengkonsumsi Makanan yang Tercemar
1)
Pastikan
Anda mencuci buah dan sayuran dengan air bersih yang mengalir agar bakteri dan
kotoran yang menempel bisa hilang bersama air. Selain itu, pakailah pisau, dan
alat masak yang bersih untuk mencuci, menyiapkan, dan mengolahnya. Hindari
pemakaian bersamaan antara alat masak untuk sayuran dan daging-dagingan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi silang.
2)
Mengurangi
mengonsumsi makanan dalam kemasan botol atau kaleng diberi pengawet. Makanan
dalam kemasan kaleng atau botol harus mencantumkan tanggal kedaluwarsanya. Hal
itu dilakukan agar kita tidak mengonsumsi makanan yang melewati tanggal
kadaluwarsa. Selain hal tersebut diatas, kita juga perlu mengetahui keadaan
kemasan.
3)
Memperhatikan
batas tidak luarsa Makanan kaleng atau botol yang rusak dapat diketahui dengan ciri-ciri,
seperti tutup botol atau kaleng menjadi cembung ; pada saar botol atau kaleng
dibuka, cairan muncrat keluar, gas berdesis keluar, dan tercium bau tak sedap ;
serta warna makanan berubah.
4)
Memilih
makanan dengan teliti, carilah makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu
mencolok. Misalnya, hindari makanan dengan warna merah, kuning dan hijau yang
terlihat `ngejreng’. Tidak menutup kemungkinan warna yang terlalu mencolok
tersebut berasal dari bahan pewarna non food grade, seperti pewarna teksil yang
berbahaya bagi kesehatan. pewarna tekstil seperti penggunaan rhodamin B pada
makanan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun
kanker. Bila rhodamin B tersebut masuk melalui makanan maka akan mengakibatkan
iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan dengan air
kencing yang berwarna merah ataupun merah muda.
5)
Mengetahui Ciri
makanan yang mengandung zat berbahaya
Misalnya mengandung borak atau formalin,
ü Ciri makanan berformalin antara lain :
1.
Mi basah berformalin:
Tidak lengket, lebih mengkilap, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar,
dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius).
2.
Tahu berformalin:
Teksturnya terlampau keras, kenyal tetapi tidak padat. Tidak rusak sampai 3
hari dalam suhu kamar dan bisa tahan 15 hari dalam kulkas.
3.
Ikan berformalin: Warna
insang merah tua tidak cemerlang, bukan merah segar, dan warna daging ikan
putih bersih. Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar.
4.
Ikan asin berformalin:
Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area
berlalat, tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat celsius.
5.
Bakso berformalin:
Teksturnya sangat kenyal, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar.
6.
Ayam berformalin:
Teksturnya kencang, tidak disukai lalat, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu
kamar.
ü Ciri – ciri makanan mengandung boraks
antara lain :
1.Mi basah: Teksturnya kental, lebih mengilat, tidak lengket, dan
tidak cepat putus.
2.Bakso: Teksturnya sangat kental, warna tidak kecoklatan seperti penggunaan
daging,tetapi lebih cenderung keputihan.
3.Snack:
Misalnya lontong, teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, sangat gurih, dan
memberikan rasa getir.
4.Kerupuk: Teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
ü Ciri makanan menggunakan pewarna rhodamin B
dan methanyl yellow antara lain:
1. Warnanya mencolok
2. Cerah mengilap
3. Warnanya tidak homogen (ada yang menggumpal)
4. Ada sedikit rasa pahit
5. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah
mengonsumsinya.
KESIMPULAN
1.
Jika
makanan sudah dihinggapi mikroorganisme, maka akan mengalami penguraian.
Penguraian tersebut dapat mengurangi nilai gizi dan kelezatan pada bahan
makanan tersebut. Inilah yang dinamakan pencemaran makanan secara biologis.
2. Bahan kimia tambahan pada makanan terbagi
menjadi 2 macam,yaitu:
a. Bahan kimia alami
b. Bahan kimia buatan
Saran
Walaupun kita tidak dapat
menghindari makanan-makanan yang mengandung zat-zat kimia, akan tetapi
setidaknya kita bisa mengurangi penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawijaya.Pencemaran
Lingkungan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27102/4/Chapter%20II.pdf (tgl 18 maret 2012)
http://duniafitnes.com/health/makanan-kaya-nutrisi-yang-rentan-terkontaminasi-bagian-2.html (tgl 17 maret 2012)
http://asehat.wordpress.com/2011/08/16/inilah-ciri-makanan-mengandung-zat-berbahaya/ (di unduh tgl 18
maret 2012)
0 Response to "PENCEMARAN MAKANAN"
Posting Komentar